diansey

wah, udah lama gak ngeblog, tiba-tiba langsung nulis bawa kabar suka dan duka. udah banyak banget yang terlewati dari terakhir ngepost di sini, dari pindah rumah sendiri sampai ini. iya, ini yang akan diceritakan.

lanjut lagi di persiapan untuk hari besar. di post kali ini kayaknya bakalan ada beberapa info berguna, kali-kali dibutuhin. yang belum baca part 1, silakan klik 02.12.22 part 1 ! - - - - - Martumpol, 12 November 2022 sebelum menuju pernikahan, ada salah satu rangkaian adat batak yang harus dilalui, yaitu Martumpol atau bisa dibilang semacam perjanjian pernikahan atau tunangan sah di gereja dan diberkati sama pendeta. dilaksanain di HKBP Pondok Gede. untuk MUA, gue pakai jasa Mbak Hanny (silakan klik IG-nya). polesannya cantik banget. aku sukaaa. sedangkan untuk kebayanya, gue beli di Vanny Songket. karena gak dibolehin pakai warna biru untuk nikahan, jadilah gue pilih biru untuk martumpol. warnanya unik dan kebetulan sisa 1, jadi langsung cuss dibeli. tempo lalu sekalian beli sama kain-nya. untuk jahitnya, berhubung gue minim info tukang jahit, jadilah asal milih aja. pilihannya jatuh ke QzM yang ada di pasar Sunan Giri, Rawamangun. bingung sih ngedeskripsiinnya. kalau kalian mau car...

Hayhallow! bingung mau bahas apa, jadi mari cerita tentang perjalanan kisah menuju 2 Desember kemarin. dimulai dari ...

kembali lagi dengan obrolan setahun yang lalu. biasanya kegiatan kayak gini selalu gue isi tiap menjelang malam tahun baruan sambil nunggu mandok hata. tapi ternyata udah dari tahun kemarin agak ke-skip ya.

definisi jodoh gak ada yang tahu dan datang di waktu yang tepat itu nyata adanya.

kembali lagi ke post tentang Sukabumi. menyambungi post kemarin yang Another Sukabumi Trip (sila di-klik), kali ini lanjut ke destinasi selanjutnya. intermezzo kalau mengikuti rundown yang gue bikin tempo lalu, harusnya sih kami pergi ke Pantai Karang Gantungan. jaraknya kurang lebih setengah jam lah dari tempat menginap. tapi apakah jadi pergi? tidak. jalan masuk ke pantai ini tuh jelek banget dan masih ada jalanan yang full tanah aja, alhasil ya mundur. kenapa mundur? dikarenakan semalam itu hujan, jalanannya berlumpur banget jadi gue sendiri ragu untuk melintas. mana gak ada satupun orang yang lewat pula. sebenarnya ada Bapak-bapak yang jaga dan menawarkan untuk menyebrangi mobil gue, tapi kami bertiga agak was-was juga. daripada-daripada better kita mundur ajalah. masalahnya jalanan ke sini tuh ngelewatin ladang atau hutan yang gak ada satupun pemukimannya. ampe bertanya-tanya, apakah ini satu-satunya akses ke pantai ini? tapi katanya sih iya. agak heran, orang-orang yang ikutan o...