diansey

seperti di penghujung tahun yang lain, post kali ini aku bakalan ngerecap beberapa kejadian yang sungguhlah memorable yang terjadi di sepanjang tahun 2019. kalau ditanya, "apa 3 hal yang paling memorable selama tahun 2019 ini?", maka kurang lebih kayaknya sih ini jawaban aku ya....

selamat bulan Desember! waw, mau dibilang gak berasa tapi berasa juga ; dibilang berasa ya kadang waktu jalannya cepet banget, tau-tau udah di penghujung tahun 2019 aja yaa. hehehe. gak kok, kali ini gak mau ngomongin ada apa aja di tahun 2019, itu jatah post terakhir di bulan Desember nanti. udah lama gak photostories . jadi, mari aku ceritakan beberapa hal yang ada dari paling terakhir bulan May lalu. Hayhalo, Sistah! perkenalkan, yang bule itu kakak aku. hihihi, mirip kan mancung-mancungnya sama aku? namanya Kak Marrie. dia adalah istri Bang Ivan yang notabennya pariban aku. biasalah yang namanya orang batak, jadi bisa dibilang dia diangkat jadi anak Bapak dan Mamak. Kak Marrie ini tinggal di Ceko. kebetulan bulan Juli lalu dia datang ke Jakarta mewakili Bang Ivan yang tidak bisa pulang menghadiri acara penghiburan almarhum Bang Mika, dimana Bang Mika sendiri adalah adik kandung Bang Ivan. NAH! sebagai adik yang baik, maka aku bersedia mengantarkan Kak Marrie untuk jalan

hayhaloooo!!!!! jadi dalam rangka Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa di tahun 2019 ini, sekolah tempatku ngajar ngadain semacam perayaan gitu lah. beruntungnya tanggal 28 Oktober 2019 ini jatuh di hari Senin, hari dimana jadwal ngartisku paling padat merayap (ya yu know lah).

yang harusnya mengerjakan aktualisasi, alhasil move on sebentar ke sini. hehehe. serius deh, ngerjain aktualisasi itu bener-bener membosankan dan "memuak-kan". huhuhu. jadi mari kita cari hiburan dulu dengan cara.... taraaaa... cerita latsar.

........ permintaanku sekarang bukan untuk menjauhkan permintaanku sekarang bukan untuk diperjuangkan permintaanku sekarang bukan untuk mengharapkan permintaanku sekarang hanya untuk mengikhlaskan bagaimana pun, pilihan itu sudah ada tinggal ku sendiri yang harus berjuang untuk menyikapi pun juga untuk menghadapinya tidak perlu berusaha membenci tidak perlu berusaha menghilangkan yang kuperlukan hanya mengurangi kadarnya yang kuperlukan hanya mau menerima mencoba untuk tersenyum walau terluka mencoba untuk baik-baik saja walau meracau mencoba untuk bahagia walau hati sebaliknya mencoba untuk tegar walau nyatanya lemah mencoba menerima, segala sesuatu yang bukan jalannya karena waktu akan terus berjalan, tidak akan pernah bisa memahami perasaan karena waktu akan terus berjalan, tidak akan berhenti untuk menungguku tersadar -dc-

Selamat malam, Tuhan. Malam ini aku mau cerita, cerita akan sesuatu hal yang terjadi selama beberapa waktu belakangan ini. Sebelumnya, terima kasih karena berkat-Mu benar-benar tidak terhitung. Serius deh. Apalagi akan semua kejadian yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Dan aku harap, kiranya Engkau terus memberkatiku hingga semuanya bisa terlewati dan juga terselesaikan dengan baik. Dear God.... Aku punya beberapa hal yang seringkali muncul di dalam benakku. Dan jujur, itu bener-bener mengganggu hariku hingga bikin aku uring-uringan gak jelas. Bahkan parahnya, kadang itu bisa menganggu kesehatan jasmaniku. Ada banyak hal yang masih menjadi pertanyaan untukku. Kenapa sih semuanya harus terjadi? Kenapa sih semuanya masih berlanjut? Kenapa sih Engkau memberikan jalanku serumit itu? Kenapa sih Engkau gak ngasih aku cerita yang pasti-pasti aja? Apa sih yang Engkau mau kasih ke aku dari segala yang terjadi ini? Apa aku beneran sanggup ngelewatinnya? Ya secara, yan

ditengah-tengah mumetnya ngerevisi aktualisasi (serius deh, semakin sering dibaca semakin banyak mikir, ini benar atau salah ya?) dan bikin PPT buat seminar Senin besok (yap, doakan aku yaaaaa. huhuh), alhasil beralih sebentar ke sini. padahal tadi pagi udah sempat bikin draft post tentang kehidupan latsar, eh entah kenapa mendadak bosen gitu kehabisan jalan cerita. jadi yaudah move ke sini. sesuai judulnya, hari ini aku bakalan ngebahas tentang 61. bukan 61 SMA ku ya tapi 61 yang lain. sebelum ngebahas kehidupan latsarnya, ada baiknya aku cerita tentang temen-temen seangkatanku dulu ya. and here they are, angkatan 61 CPNS DKI Jakarta! menyatukan 30 kepala dengan sifat dan kepribadian yang berbeda bukanlah hal yang mudah. sekalipun kita bertemu terus selama 24 jam selama tepat sebulan, tentulah waktunya masih kurang untuk bisa mengenal satu dengan yang lain. 30 orang, dengan jumlah 20 perempuan dimana 2 diantaranya sedang hamil ; dan 10 pria yang mana 1 diantaranya tidak bis

menjelang di tengah-tengah harusnya belajar buat ujian nanti malam dan esok hari, alhasil nyeling sebentar ke sini. hayhalo!

kuylah. cerita liburan ini mau kulanjutin dulu sebelum kita fokus ngerjain RPP dan kawan-kawannya. hahaha. berasa gak enak gitu kalau ngerjain sesuatu selang-seling begitu. jadi mari tuntasin satu-satu dulu, mumpung masih anget, mumpung masih inget, dan mumpung masih mood. melanjutkan cerita Main ke Sukabumi part 1 : Situ Gunung , malam sebelumnya aku sempat bilang kayak gini : nah.... tadinya mau foto-foto dulu di Bukit Karang, tapi apalah mau dikata, waktu kita keluar aja udah keburu sore banget. berhubung Sukabumi ini jauh ya, jadi kita mutusin untuk langsung berendam aja di air panas. dan lokasi air panas yang kita tuju itu ada di daerah Cikundul, kurang lebih 1 jam lah dari Situ Gunung. kenapa aku bilang hotsprings? karena kami bertiga mendatangi 2 tempat pemandian air panas sekaligus. mantep kan? wkwkwk. Pemandian Air Panas Budi Tirta jadi kemarin sempat cari-cari tempat pemandian air panas di Sukabumi, dan didapatlah 1 tempat di daerah Cikundul, namanya Pemandian A

Hayhallo! Karena hari ini lagi 'heboh' dengan PTN, aku jadi mau cerita sedikit. Agak melenceng sih, tapi bisalah nyambung sedikit. Aku dulu sekolah di SMA 61 Jakarta. Wih, zamanku dulu sih, SMA 61 itu masuk 10 besar sekolah unggulan ya di Jakarta, sejajar lah sama SMA 81 walau masih di bawah SMA 8. Nah, SMA-ku ini terkenal dengan alumninya yang bisa tembus kuliah di PTN Favorit di Indonesia. Sebut aja UI, ITB, UGM, bahkan STAN. Bangga? Oh ya jelas. Dulu sih mikirnya, bisa deh ini kayaknya nanti pake jakun. Hahahha tapi ternyata tidak semulus itu.

setelah beberapa minggu lalu sempat drama, akhirnya beberapa hari lalu aku liburan juga. yeaaaayyy \o/~~~. kalau ditanya sama siapa, oh ya jelas lah ya... sama siapa lagi kalau bukan sama kedua lelaki tersayang aku. wkwkwk. abis gimana, cuma mereka berdua yang available buat diajak jalan dan gak pernah ambil pusing kalau gue mendadak ngajak ke tempat A dan B.

aku punya 3 cerita di tanggal 2 Juli tahun ini. hemh... mari aku buka dengan cerita duka terlebih dahulu.

aku jadi jalan-jalan ke Sumatera. hiyaps. biar kayak yang lain gitu ngerasain mudik, daripada di Jakarta, wes bingung mau ngapain. btw, post ini bakalan panjang dan penuh akan tulisan. mengingat aku lagi malas sekali ngebagi-bagi cerita plus gak kemana-mana juga, jadi gak banyak lah fotonya. setelah drama tanggal 1 Juni, dengan keimpulsifan Bapake, aku jadi pergi juga. rencana awalnya itu, kami pergi tanggal 29. semua sudah terencana dengan baik sampai pada akhirnya keluar surat yang menyatakan bawa ASN harus ikutan upacara Kelahiran Pancasila di sekolah masing-masing. huft. dan seketika itu, guru-guru yang lain pada bilang, "yaudah yang CPNS aja yang jadi pengibarnya!". yasudah..... batal lah rencana balek Sumatera.

kembali lagi di sesi photostories. sebenarnya gue masih rada mikir sih mau bikin label baru untuk cerita campur-campur kayak gini. tapi bingung gitu mau ngasih label apa, jadi yasudah gue mencoba untuk kembali ke awal saat pertama kali bikin label #photostories yang emang niatnya sih 1 foto 1 cerita.

27 tahun, waw, Tuhan masih kasih kesempatan buat ngerasain tambah umur yang heymh~~ semakin tua ya.

sebenarnya kepengen update blog yang rada berbobot dikit gitu yak ; atau sekedar bikin rangkuman cerita selama beberapa bulan yang tak terupdate, tapi entah kenapa mood untuk bikin kayak gitu lagi gak ada. sebel.

kembali lagi ke cerita balek kampungku. hihihi, yang belum baca part 1 nya, monggo di klik Balek Kampung Part 1 . kelar main di Raja Maligas, aku lanjut untuk nginep di rumah Namborku satu lagi, letaknya di kota Limapuluh, dekat Perdagangan (iya, Namborku ada banyak. tapi jangan bilang pariban juga banyak ya, pariban beta udah gak ada yang single lagi soalnya, nasib aku yang paling terakhir dan juga aku gak mau sih sama pariban kandung. lingkupan sodara gak berkembang. wkwkwkw. yakali, biasa manggil Nambor jadi Inang, kan aneeehh).

HAYHALOOOO!!!! yeay, kali ini aku bahagia mau udpate blog. karena apa? karena aku mau cerita jalan-jalan pulang kampung. hihihihi. iyash, beneran pulang kampung, Let me tell you an intro of this story.

hayhalooo!!! setelah sekian lama gak mainan ke dapur, akhirnya kemarin kembali lagi buat nyobain 1 resep yang awalnya yakin gak yakin sih ya. sesuai judulnya, jadi kemarin gue nyobain bikin Rotiboy ala-ala gitu deh. FYI, gue adalah penggemar berat roti model beginian (entah yang merk rotiboy, roti o atau papa bunz). karena 1 roti gituan harganya lumayan kan ya, jadilah nyoba iseng bikin. dan surprisingly.... bentuk dan baunya udah mendekati, tinggal rasa-nya aja sih yang masih agak kurang. enak tapi gak sama persis kayak roti tersebut. yang ngebedain paling rasa butternya aja sih.

sesuai dengan judulnya yang buset dah panjang bener. hari ini aku mau bahas 2 tempat baru yang  gue jelajahi. dan kali ini partner main gue adalah para calon budak negeri. wkwkwkwk.

akhirnya..... jadi pengangguran (sementara) juga. hihihihi.

beberapa waktu lalu, kurang lebih seminggu sebelum valentine, Tono nge-WA gue dan bilang, "gue mau ikutan kuis ini. gue boleh upload foto bareng lo gak?". ya gak pake babibu lah, gue langsung mengiyakan. secara kan, hokinya doi itu gede banget ya. lumayan kalau menang, bisa makan gratis hahahah.

hay halllohaaa!! akhirnya kesampaian juga bikin post seperti ini. setelah resmi pengumuman, baru deh berani ngeshare ini. CPNS. untuk orang yang baru pertama kali ngikutin tes ini, jujur aja sih ada banyak dilema yang dirasain. dari awal, udah bimbang mau milih lokasi di mana. sebagai orang yang gak suka dengan kehidupan ibukota Jakarta, jujur aja yang pertama terlintas di benakku adalah keluar dari Jakarta. disaat orang berlomba-lomba buat bisa kerja di Jakarta, aku lebih memilih untuk keluar dari kota ini. jadilah ngobrol sama orangtua, "Dian ambil di luar Jakarta, ya? boleh?". dan jujur aja sih, orangtua saat itu agak berat untuk mengizinkan. tapi dengan rayuan maut, akhirnya mereka mengiyakan tapi dengan catatan, pilihlah tempat yang ada saudaranya, dengan alasan, "kalau terjadi apa-apa, ada yang bisa dihubungi gitu". pencarian lokasi pun dimulai dan dapatlah beberapa tempat. mulai dari Jayapura, Balikpapan, Bengkulu (karena ada Lieyen), Bandung, Palemb

selamat siaaaanggg!!! tepat di hari Sabtu terakhir di tahun 2018, akhirnya gue kembali berjumpa dengan para inang. aheeeyyyy. mumpung Ica baru balik lagi kan ya dari perantauan ke pangkuan Ibukota. dari sekian hari, dipilihlah hari Sabtu, itung-itung ngabisin malam minggu terakhir kan ya di tahun 2018 ini. cuma kan, namanya perempuan ya, mau nentuin tempat aja susahnya setengah mati. awalnya mau meetup di salah satu cafe yang ngehitz di daerah Jakarta, alhasil batal karena pas kita iseng cek harganya.. buset dah, gak sanggup euy. segala nasi goreng kampung aja harganya nyampe Rp. 130.000,- coba, belom lagi harga teh manisnya yang puluhan ribu, duh... alhasil gue bilang, "batal aja deh kalau harganya segitu. bukan apa-apa, kehidupan masih panjang ini. duit juga udah sekarat buat beli kado ponakan". fyuh, beruntung para perempuan ini paham wkwkwkw.

disaat aku ngetik post ini, tahun udah berganti jadi tahun 2109. seperti post-postku sebelumnya, aku mau ngerangkum beberapa hal yang terjadi di tahun 2018 ini. apa aja? hemh mari flashback.

HALOHA! menepati janjiku pada anak bocah tempo lalu, akhirnya... kesampaian juga kemarin buat main-main ke kebun binatang, alias main ke Ragunan (karena Taman Safari terlalu jauh dan tentunya mahal euy, Bou belom sanggup). dari kemarin pengen pergi tapi ada aja halangannya, entah yang lagi musim hujan lah, entah yang musim ujian lah, entah yang bocahnya pada sakit lah. pokoknya ada aja deh halangannya. sampai akhirnya tanggal 18 Desember kemarin, baru deh kesampaian nginjekin kaki ke Ragunan tanpa Among dan Inongnya.