Damai bersama Bapa di Surga, Mah :")
wah, udah lama gak ngeblog, tiba-tiba langsung nulis bawa kabar suka dan duka. udah banyak banget yang terlewati dari terakhir ngepost di sini, dari pindah rumah sendiri sampai ini. iya, ini yang akan diceritakan.
bulan Desember 2023, Mama divonis penyakit jantung karena diabetesnya yang semakin meninggi. dokter bilang penyempitan jantung Mama sudah hampir 70%, maka itu dokter menyarankan untuk melaksanakan operasi bypass jantung secepatnya. ingat banget, kita berusaha menyampaikan info itu kepada Mama tanpa membuat dia ngedrop. dan puji Tuhan, dia bisa menerima dan mau melaksanakan operasi itu.
untuk yang terus bertanya kenapa diizinkan, kenapa boleh, padahal ada diabetes, dan menyudutkan kami pihak keluarga, aku cuma mau bilang, "semua sudah dikonsultasikan dengan dokter yang ahli di bidangnya masing-masing". kami orang awam, gak paham dengan dunia medis, maka itu kami serahkan semuanya ke pihak dokter yang menangani. jadi please jangan sok tahu dan jangan selalu bilang harus dulu begini, harusnya dulu begitu. siapa sih yang pengen begini? kalau tahu begini juga kami pihak keluarga pasti tidak akan mengizinkan, toh?
15 April 2024, operasi besar itu dilaksanakan. sehari sebelum Mama operasi, aku izin dari sekolah untuk bisa menemani Mama semalaman di RS untuk mempersiapkan dirinya melaksanakan operasi. operasi berjalan kurang lebih 6 jam dan berhasil. memang Mama sempat tidak sadarkan diri karena efek biusnya tapi semuanya berjalan baik sampai akhirnya Mama diperbolehkan pulang kembali ke rumah.
dari sinilah semua bermula.
awalnya Mama bisa diajak berjalan tapi lama kelamaan kakinya mulai melemah karena infeksi. hampir setiap minggu dia masuk IGD di RS dan bisa dibilang sekali sebulan pasti dia masuk kembali ke RS untuk dirawat inap.
kurang lebih 3 bulan Mama berjuang, terakhir dokter bilang bahwa Mama harus segera melaksanakan tindakan lagi, yaitu amputasi. kebayang ya, bagai kesamber petir banget dapat kabar itu. keluarga gak setuju pun juga ternyata Mama gak setuju. hingga akhirnya dia menyerah dan memilih untuk pergi dari dunia ini selama-lamanya.
17 Juni 2024, pagi itu sekitar jam 9 pagi aku sudah sampai di RSCM untuk berganti shift dengan Bapak. sambil aku peluk Bapak dan aku tunjukin sesuatu yang jujur membuat aku menangis terharu gak percaya. aku ingat Bapak bilang, jangan disampaikan ke Mama dulu. tapi mungkin aku yang terlalu bandel sampai pada akhirnya ketika Bapak pulang, aku langsung bisikin ke Mama sambil aku tunjukin yang paling banget Mama inginkan semasa dia hidup.
iya, saat itu aku gak tahu aku hamil. bahkan sebenarnya aku gak berani untuk menyatakan diri aku hamil mengingat riwayatku yang rentan untuk hamil anggur. apalagi belum periksa juga, tapi sebagai pejuang garis 2, aku sangat mengistimewakan testpack bergaris 2 ini.
ketika aku bilang aku hamil, Mama langsung nangis tanpa membuka matanya sama sekali. iya, saat itu kondisi Mama memang sudah benar-benar semakin kritis. kupikir dengan kubilang seperti itu, Mama akan semakin membaik, tapi nyatanya tidak. walaupun memang ada peningkatan dimana Mama mulai terus membuka matanya di jam besuk, tapi ternyata itu semua mungkin semacam perpisahan.
gak sampai 24 jam dari kabar yang kuberikan, Mama memilih untuk menutup mata selama-lamanya. 18 Juni 2024, pukul 04.59, dia pergi dari dunia ini. pergi selama-lamanya.
entah dia yang terlalu senang mendapat kabar itu sehingga jantungnya berdebar terlalu cepat, atau memang kabar itu yang bikin dia bisa pergi dengan tenang, atau itu permintaan dia sama Tuhan sebagai syarat dia mau pergi dari dunia ini. entah apapun itu, doakan supaya calon cucumu ini terus tumbuh berkembang dengan baik ya, Ma. sampaikan terima kasihku sama Tuhan tapi tolong titip pesan juga, berkati terus janin yang ada di perut Dian ini ya, Ma :)
ah sial, nangis lagi aku tuh.
terima kasih banyak Mah atas 32 tahun kehidupan ku ini. sayang banget sama Mamah. emang bener kata orang, kita baru merasa kehilangan ketika orang tersebut udah bener-bener gak ada di dunia ini.
Damai terus bersama Bapa di surga ya, Mah.
Dian sayang banget sama, Mama.
with love,
Dian
Comments
Post a Comment