emotion

ternyata bener, mood ini jatuh ketika tamu tak diundang datang mengobrak-abrik perut gue.

dan emosi ini kembali memuncah padahal udah selalu gue wanti-wanti buat gak keluar. dan satunya hal yang bisa gue lakuin adalah, cuman bisa diam, diam dan diam.



diam itu emas? noooo, gak selamanya diam itu emas saudara-saudari. diam itu sama aja memperburuk keadaan. tapi buat gue, diam itu lebih berharga dari emas. diam itu berlian.

terserah orang mau bilang apa, mau bilang gue munafik, or whateverlah. i don't care what people say about me. dan yang pasti, gue bukan pemecah masalah yang baik. i know it.

suatu kali ketika emosi ini membuncah gue sempet berfikir :
capek ya kalo terus pura-pura jadi orang bego yang seakan-akan gak pernah ada masalah, jadi orang yang selalu menganggap "that's not my problem and never be my problem".
pernah suatu kali gue pengen nangis senangis-nangisnya. apa salah gue?

banyak yang pasti. iya gue sadar diri kok.


pernah juga suatu kali, disaat gue udah bisa ngebangun mood gue dengan baik dan berusaha untuk bersenang-senang dengan lingkungan gue, tapi disaat itu juga tiba-tiba mood gue langsung jleb jatoh dan yang bisa gue lakuin cuman diem dan pergi dari lingkungan itu.


sakit hati? ah, udah gak bisa diungkapin lagi seberapa besar sakit hati ini. yang bisa gue lakuin cuman diem, berusaha senyum, tegar dan entahlah harus apa lagi.

janganlan lingkungan internal, lingkungan eksternal pun seakan menganggap gue cuman jadi bayangan doang. pernah suatu kali sakit hati, ketika semua nama disebut tapi nama gue miss. dan disitu ada gue, ADA GUE. di depan mata gue, DI DEPAN MATA GUE.

mungkin lingkungan sosial ini tidak bisa menerima kehadiran gue. dan itu merupakan satu point yang selalu gue inget sampai kapanpun. berusaha buat jadi lebih baik, but i can't. biarlah terus begini keadaannya, dan biar waktu yang bakalan ngebuat hati gue jadi sekeras batu.

lagipula,


nobody cares about me.

sincerely,

dian chrisniar

Comments

Popular posts from this blog

PM1

drama (lagi)