Juli 2015

sebenarnya rada takut eh sedih, eh apalah ya itu namanya ya buat bikin post ini, gak tahu kenapa tadi pagi pas dikabarin kalau pengumuman SM-3T udah keluar dan gue dinyatakan, puji Tuhan, lolos, disitu gue jadi deg-degan dan gemeteran dahsyat.


yang belum pada tahu, kepanjangan SM-3T itu adalah sarjana mengajar di daerah terdepan, terluar dan tertinggal. ini adalah program dari pemerintah yang dikhususkan untuk sarjana pendidikan (S.Pd). keuntungan dari program ini adalah semua peserta yang sudah menyelesaikan program SM-3T maka bakalan dapat beasiswa untuk lanjut program PPG atau bisa dikatakan itu semacam akta 4 nya lah, dimana dengan titel profesi itu, si S.Pd baru bisa melamar jadi guru PNS. katanya sih begitu.



flashback sebentar.

dulu gue tahu ada program ini pas gue masih imut-imutnya jadi mahasiswi yang masih demen kabur-kaburan pas kuliah dan ketika gue denger program ini, gue sudah bertekad bahwa, "Plislah, gue gak bakalan mau ikutan program kayak gini. ngapain jauh-jauh ke pedalaman, mending gue kerja di Jakarta, semuanya ada". dulu. iya itu dulu.

setelah gue menyandang gelar sarjana, disitulah gue baru tahu kalau ternyata kehidupan yang sebenarnya itu beneran keras ya. saking frustasinya gak dapet-dapet kerjaan jadilah mulai melirik program ini. iya. maret lalu gue daftar dengan pemikiran, "yaudah lah ya, iseng-iseng aja daripada gue gak ada kerjaan. toh banyak juga yang ikutan". iya, terlalu pendek memang pemikiran gue.

ada begitu banyak kejadian dari bulan maret ke bulan juni yang terlalu memalukan untuk gue post di sini. tetapi gara-gara kejadian itulah yang mendorong gue semakin mantap untuk ikutan program ini. tunggu dulu, jangan kalian pikir kalau gue tetiba dapat hidayah untuk mendidik anak bangsa. meeeennn, gue gak punya tujuan semulia itu cuy buat jadi abdi negara.

yang bikin gue mantap ya ini, "gue pengen kabur dari Jakarta. gue pengen ngerasain hidup baru di kota dan lingkungan baru tanpa ada bayang-bayang emak bapak gue. jadi perantau lah bisa dibilang. sekalian ngetes diri sendiri juga, mampu gak gue ngelepasin segala 'kenikmatan' gue di kota metropolitan ini". waw. sungguh pemikiran yang sangat super berani. hahaha, bicara itu gampang men, mikirin hidupnya di pedalaman mah nanti aja.

dan anehnya, semua alasan tadilah yang memotivasi gue untuk terus maju dan entah kenapa gue sangat berambisi banget buat serius di SM-3T ini. gue belajar beneran buat tes SM-3T bahkan gue ngelepas panggilan tes di Penabur. ya. banyak orang yang bilang ke gue, "lo kok bodoh banget sih, ngelepas Penabur? kenapa banget malah milih program ginian sih?" dari teman-teman hingga orang-orang yang baru gue kenal beberapa jam, rata-rata berkomentar seperti itu. dan jujur gue kesal banget sama orang-orang yang komentar kayak gitu. rasanya pengen gue bilang, "ini hidup ya hidup gue. kenapa juga jadi elo-elo pada yang repot? emang lo dapet apa kalau gue jadi ngambil itu? hah?" - sayangnya cuma bisa gue tulis di post ini doang. hahahaa. dan semakin gue digituin malah semakin gue bertekat buat serius di SM-3T. entahlah, tapi perasaan kayak gitulah yang gue anggap jadi permulaan 'panggilan hati'. hahaha mungkin. haahhaa. auk ah, embuh.

tes online udah gue jalanin, puji Tuhan gue lolos. semua berkas udah gue persiapkan untuk satu tahapan selanjutnya yaitu tahapan wawancara. mulai dari segala surat izin orang tua, surat siap ditempatkan di seluruh NKRI, surat belum ikut program ini, dan yang terakhir.. surat belum menikah dan tidak akan menikah sampai gue selesai PPG yang artinya gue bakalan baru bisa married 2 tahun lagi, dengan catatan... itupun kalau dalam jangka waktu 2 tahun ke depan gue langsung bisa ketemu jodoh. muahahahahahhaa. asli, surat yang terakhir rada berat, gak berat sih buat di tanda tangan, padahal pacar aja gak punya, segala berat lah buat tandatangan. hahahahaampun. ah iya, buat yang butuh surat-suratan yang gue sebutin tadi, monggo klik di sini, selamat download.


balik lagi. di hari wawancara. sebelum wawancara, seluruh peserta ngumpul semua di auditorium di sergur UNJ buat nonton sepenggal film tentang SM-3T oleh angkatan terdahulu. yang mau gue bilang pertama adalah.... "MEEEENN, GUE KOK BARU TAHU UNJ PUNYA AUDITORIUM?" hahahahah, kemana aja lah gua, padahal dulu dospem gue sarangnya ada di sergur --" ya, walaupun itu auditorium rada bapuk sih, desainnya gak kece karena kursi-kursi belakang harus dikosongin karena percuma gak bakalan bisa nonton apa-apa karena ketutupan tiang. hahaha. eh eh balik lagi. aneh bin ajaib. hahaha. ketika gue selesai nonton film itu, entah kenapa gue punya motivasi lain untuk ikutan ini, "bisa gak ya gue dipeluk gitu sambil ditangisin pas mau pergi sama anak-anak didik gue nantinya?" - yah. sesimple itu. hanya karena potongan gambar itu gue sampai nangis bombay dan sambil narik-narik ingus, gue bilang ke Pipeh, "Peh, gue mau digituin, bisa gak ya?"

iya. bisa gak ya?

gue gak tahu apakah itu bisa dibilang jadi beneran panggilan hati atau enggak. anggap ajalah iya. anggap ajalah gue udah punya tujuan yang rada mulia dikit walaupun cuma skayak serpihan debu.

dan sekarang.

iya. entahlah. gue mendadak goyah sedikit. kayak masih bertanya-tanya sendiri, "ini yakin kah? sanggup kah?" ya gitulah. mendadak jadi berat hati buat pergi. berat dalam artian, "duh, kalau gue pergi nanti, temen berantemnya si Baga sampe nangis siapa? kalau gue terserang malarindu akut sama ini bocah, gimana? kalau tahun depannya gue pulang dan dia gak inget gue sama sekali, gimana?" aaaakkk, jangan sampe ya bang, bou nanti patah hati kalau kamu lupa sama bou </3. hahaha agak durhaka ya. orang mah pada berat jauh-jauh sama orang tua, lah gue malah berat ninggalin ponakan sendiri. gaes, percayalah... ketika kalian punya ponakan, maka separuh hati kalian ada di ponakan kalian itu. hahahahahahapadahgue.

argh. ya Tuhan, semoga aku gak salah ambil keputusan ya. kalau gak ada aral melintang dan kalau gue gak berubah pikiran (tapi sepertinya enggak), maka pertengahan bulan depan gue udah bakalan meninggalkan kota nan penat ini. gue bakalan natalan, tahun baruan dan ulang tahun di kota baru tanpa keluarga inti gue. ya mudah-mudahan nanti ketemu keluarga baru yang baik. amin. belum tahu sih mau ditempatin di mananya tapi dimanapun itu asal Tuhan besertaku, aku tenang *ahzek*

merantau setahun, gimana rasanya ya?


dian chrisniar

Comments

Popular posts from this blog

PM1

drama (lagi)

Haloha, Karawang!