Pantai Oa dan Rako
Yeay! Harusnya gue bikin artikel buat dikirim ke UNJ nih
daripada bikin tulisan model beginian. Tapi ternyata Beta belum mood euy buat
nulis sesuatu yang formal (lebih tepatnya kebingungan mau nulis apaan. Dear UNJ,
bisa gak kalau saya tulis tempat wisatanya aja?)
Libur lebaran plus kenaikan kelas kemarin diisi dengan
menjelajah beberapa tempat di daratan Flores. Setelah galau kesana kemari
jadilah gue liburannya sama :
Dan naik motor. Yes. Mo-tor.
Pantai Oa ini terletak di kota Boru, kurang lebih 1,5 jam
dari Larantuka. Jalanannya bagus kok, gak bolong-bolong cuma ya berkelak-kelok,
naik dan juga turun aja sih. Jadi hati-hati buat yang mau ke sana. Sepi sih, cuma
ya gitu. Tetep harus waspada dikarenakan kadang suka ada Oto (angkot) yang
melintas dengan kecepatan yang.. Embuhlah,
mungkin si sopir nyawanya ada 7 kali. Cepet bener.
Sebelumnya, di Boru nanti kalian bakalan ngelewatin satu
jalanan yang ngehits banget. Jalanan aspal biasa sih, cuma yang bikin keren di
sepanjang kanan dan kiri nya itu ditumbuhi pohon yang entahlah apa itu namanya, pokoknya adem lah
lihatnya. Gue berasa lagi mainan ke puncak. Ini semacam “gerbang selamat
tinggal” gitu di kota Boru, kalau arahnya dari Larantuka. Silahkan istirahat
sebentar dan foto-foto sepuasnya. Haha.
Ya harap maklum lah ya kalau gue rada norak banget di tempat
ini. Ya abis gimana. Di Adonara Timur gak ada jalanan model beginian. Jadi rasanya
takjub aja lihat jalanan aspal yang udah digaris-garisin gitu. Buahahahah.
Lanjut.
Abis dari jalanan ini, gak jauh kita bakalan ngelewatin
pusat kota nya. Jangan bayangin kota besar gitu ya. Bentukan kota di Boru ini
mungil banget, bahkan dibandingkan Waiwerang aja masih jauh lebih besar
Waiwerang. Nah, dari pusat kota ini nanti bakalan ada simpang ke kiri. Belok
kiri dan silakan tanya orang simpangnya yang mana aja. Dikit sih simpangnya
tapi gue lupa harus belok kemana-mananya selain belokan pertama dari jalan
utama. Dari simpang pertama, kurang lebih 45 menitlah untuk menuju ke Pantai
Oa. Jalannya kurang baik, belum 100% aspal, masih bebatuan tapi masih tergolong baguslah untuk bisa dilewati
motor.
Dan inilah penampakan si Pantai Oa :
Jangan pernah bandingin sama Inaburak. Jangan. Inaburak itu
tiada tanding tiada lawan (menurut gue). Hahaha. Balik ke Pantai Oa. Pantai Oa
ini agak panjang dan diiisi dengan hamparan pasir putih. Airnya jernih ditambah
ombaknya yang syahdu ya bisalah buat yang mau cebur-cebur lucu, kebetulan
airnya juga gak terlalu bau amis sih walaupun di sini banyak nelayan yang
berburu ikan. Pantai Oa ini bener-bener diisi dengan pasir dan air, sepanjang
mata gue memandang, gak ada batu-batu karang di sini. Ya 11 : 12 lah sama
Watotena yang bagian dalam.
Puas main di pantai Oa, bergeser sedikit kita bakalan nemuin
satu pantai lagi namanya Pantai Rako.
Berbeda dengan Oa, di pantai Rako ini
penuh dengan batu karang (walaupun kecil-kecil). Ada satu yang unik di pantai
ini. Kalau di Oa ombaknya cuma begitu aja, gak besar, nah di Rako ini ombaknya
tinggi-tinggi. Terus uniknya dimana? Nah ini uniknya, ombaknya itu gak pernah
sampai ke pinggir pantai. Jadi, ketika udah sampai di tengah-tengah, itu ombak
menghilang. Bukan berarti pantai Rako ini aman buat berenang sih ya. Ya kalau
cuma mau main air, ciprat-cipratan lucu sih mungkin OK. Tapi kalau mau mandi
sambil nyebur lucu, gue sih tidak merekomendasikan ini tempat. Secara isinya
karang, sakit cuy kalau kepentuk ditambah aroma amis di pantai ini benar-benar
menyengat. Daripada main air di sini mending mampir ke Oa aja, jaraknya gak
jauh-jauh banget kok.
Sekian jalan-jalan singkat di kota Boru. Sebenarnya ada satu tempat
wisata lagi di Boru yaitu air terjun-yang-namanya-gue-lupa. Silakan searching
sendiri aja. Gue gak bisa kasih informasi apa-apa karena gue belum sempat
sampai ke sana (tapi udah sempat 1/2 jalan kesana).
Selamat menjelajah kota Boru! Tunggu updatean berikutnya di
kota Maumere ya!
Malam bae!
Dian Chrisniar
Comments
Post a Comment