Pantai Pasir Merah

Widih, akhirnya mainan blog lagi. Itung-itung buang waktu sambil nunggu Mbak Uti pulang teraweh jadi mari bunuh waktu dengan ngetik 1 postingan yang semoga berguna. Ah iya, sebelumnya… selamat berpuasa buat yang menjalankan. Puasa tahun ini gue lewatin tanpa adanya kue lopis sebagai teman minum teh di sore hari. Sebagai pecinta kue lopis yang mana cuma bisa makan selama bulan puasa, aku merasa patah hati </3


Oke, kembali ke bahasan awal. Yeaay, akhirnya pesiar lagi. Kali ini mau bahas satu pantai di sekitaran tempat gue tinggal. Namanya pantai Pasir Merah. Merah kah pasirnya? Nanti kalian simpulkan sendiri ya dari beberapa foto yang ada.


Pantai Pasir Merah letaknya di desa Boleng. Kemarin pas ke sana kita penuh perjuangan banget ngelewatin jalanan yang superb jelek sampai mau nyungsep, ngelewatin kebunnya orang-orang karena kita pikir cuma ini jalan satu-satunya menuju ke pantai. Ternyata pas sampai…. Bzztt… ternyata ada jalan yang super bener yang bisa di lewatin. Jadi kesimpulannya, jangan pernah malu bertanya ya! –“


Sampaikah? Oh ternyata tidak. Foto di atas ini bukan foto Pantai Pasir Merah melainkan gerbang menuju ke Pasir Merah. Motor terpaksa diparkir di sini karena jalanan menuju ke pantai tidak bisa dilewati kendaraan apapun jadi ya diharuskan jalan kaki memang. Nah, ternyata pantainya ada di balik bukit jadi weslah mari olahraga jalan kaki menjelajahi bukit demi pantai yang pasirnya merah itu.


Kata Wahyu, pantainya biasa aja tapi perjalanan menuju pantainya yang bikin bagus. Ya, sepanjang perjalanan memang disuguhi pemandangan macam begini si,


Berhubung tempat gue udah masuk bulan kemarau (lagi), jadi ya semua yang berwarna hijau kembali ganti warna jadi coklat macam begini. Iya. Sedih kan, di saat orang Bekasi (Bekasi banget  ya sekarang T.T ) dan sekitarnya masih menikmati tetesan hujan, Flores Timur cuma kecipratan air hujan sebentar doang. Bzt.


Ah iya, untuk ke sini gue sarankan pakai celana panjang ya. Mengingat jalanan yang ditempuh ngelewatin ilalang dan semak-semak jadi ya daripada kaki kalian lecet-lecet mending cari aman aja. Sama satu lagi, kalau kesininya mau pakai sendal saran gue sih  cari yang depannya ketutup. Lumayan ngelindungin kaki dari batu-batu kecil nan tajam sepanjang perjalanan. Pokoknya selama ke pantai perhatikan jalan lah ya, kalau kesandung lumayan juga bikin perih.


Dan….



Tara inilah pantai Pasir Merah itu. Hahahaha. Sebenarnya sih gue lebih setuju kalau ini dibilang pantai pasir orange atau coklat lah. Tapi pantai pasir apapun lah itu namanya… yang penting pantainya asik buat nyebur-nyebur lucu. Pasirnya pun, dari sekian pantai yang pernah gue mainin, pasir disini lembut banget loh beda sama pasir di pantai desa gue.  Ombak yang gak terlalu kencang di pagi hari itu bikin puas main air. Ditambah airnya gak asin dan gak amis juga makin bikin betah main di sini. Oh, apalagi ini pantai sepinyaa… berasa jadi pantai pribadi (lagi). Hahaha, entah udah berapa banyak pantai yang gue akui jadi pantai pribadi ya abis gimana, sepi-sepi banget sih pantai di sini. Orang sini mungkin udah pada bosen kali ya mainan pantai terus.


The last. Ngakunya sih anak pantai tapi gak pernah bergaya ala-ala anak pantai yang kekinian itu. Kemarin nyoba dan ternyata failed terus. Ternyata susah ya gaya kayak gini. Ahahhaha.


Jadi gimana, merah kah pasirnya? Hahaha. Wes, mari mulai mikirin mau kemanakah selama menunggu penjemputan.

Selamat berlibur!


Dian Chrisniar




Nb : ini post sudah diketik dari zamannya masih tinggal di Lewopao dan itu kebetulan pas bulan puasa. apalah daya, sinyal disana hala e, baru sempat ke-publish sekarang.

Comments

Popular posts from this blog

PM1

drama (lagi)

Haloha, Karawang!