Tiga Dara
Setelah 2 minggu ada di Jakarta, akhirnya kemarin ngerasain
lagi masuk dan nonton bioskop untuk pertama kalinya di tahun 2016. Dan film
yang gue pilih kemarin untuk nonton perdana adalah :
source : link |
Yak. Gue malah memilih film jaman dahulu. Dari kemarin baca
review nya kok ini film katanya sih bagus dan masih layak tonton untuk zaman
sekarang dikarenakan temanya masih relevan. Kan gue jadi penasaran macam apa. Dari
kemarin berniat nonton ini tapi gak ketemu terus waktu yang pas. Pertama, temen
nontonnya gak ada, niat mau ajak David, eh ternyata dia udah nonton duluan di
Kineforum (eh iya kan ya, Vid?) – giliran mau nonton sendirian, eh bioskop yang
nayangin cuma sedikit dan jauh-jauh banget dari rumah. Berhubung si Hitam udah
dijual kan, ya gue kan jadi males kelayapan kemana-mana. Btw, iya, si item udah
dijual, akika cedih. Belum sempat menjajal puncak eh udah ganti pemilik :’(
Lanjut, lanjut. Kemarin akhirnya ngajakin Mita, kebetulan kita
udah bener-bener bosen banget kan ngondek di rumah masing-masing. Jadilah kita
cabut berdua menuju bioskop terdekat, yaitu :
Mari masuk ke film nya yua.
Tiga Dara ini bercerita tentang 3 kakak beradik (Nunung,
Nana, dan Neni) yang mana isinya perempuan semua dan mereka pada single. Mereka
tinggal bersama ayah dan nenek mereka. Nah, si nenek ini riwil banget karena
cucu pertamanya yang udah umur 29 tahun belum juga menikah ditambah lagi si
Nunung (cucu pertamanya) ini dikenal judes dan kurang pergaulan makanya gak ada
lelaki yang deketin dia. Sampailah ada satu laki-laki yang mulai jatuh cinta
sama si Nunung. Eh, karena susah banget dideketin, jadinya doi malah melenceng
ke adik pertamanya, yaitu si Nana. Ya begitulah.
Jalan cerita film ini sebenarnya simpel banget loh dan
aslik, dramanya parah banget. Tapi entah kenapa layak tonton apalagi buat yang
lagi dikejar-kejar buat nikah tuh. Filmnya juga lawak (menurut gue). Abis aktingnya
lucu banget. FYI, ini film tahun 1956 ya jadi jangan heran kalau gambarnya ya
cuma hitam putih aja, eh tapi itu gak mengurangi kenikmatan nonton film ini
kok. Berhubung ini film drama musikal, ya pasti ada nyanyi-nyanyiannya lah ya. Dan
lagu yang paling berkesan itu adalah ketika si Nunung jalan sendirian ngomongin
jodohnya. Hahaha, entahlah.
Mengambil latar belakang 1956, jadinya kita bisa lihat
Jakarta tempo dulu kayak apa, walaupun gak banyak. Ya walaupun sayangnya sih,
film ini lebih banyak shooting di dalam ruangan. Ekspektasi gue, di film ini
bakalan menyorot lebih banyak kota Jakarta tempo dulu kayak apa, ternyata enggak.
Eh tapi seenggaknya gue bisa lihat Cilincing jaman dulu sih kayak apa. Hahaha. Bok,
di Cilincing dulu ada pantai kayak begitu ya? Bagus loh, macem Ancol.
Dari film ini juga gue dapet pelajaran berharga dari Mita,
katanya :
“Tuh Di, yang judes-judes jual mahal kayak dia (Nunung) noh
yang bikin lakik penasaran”.
Pft. Iyaaa Mitaaaaa, terimakasih atas petuahnya yuaaaa. Erw -
-“
Mari lanjut ngomongin pemainnya. Gak sih, gue cuma mau bahas
dua pemain aja. Bukan berarti dua pemain ini berkesan atau bagaimana, tapi
karena mereka berdua terus yang jadi bahan omongan gue sama Mita. Pertama ada
Nunung. Yak, kalau diperhatiin dengan seksama… si Nunung ini ternyata mirip
sama Mbak Uti (sisterhood beta di Lewopao sana). Hahaha. Bersyukurlah Mbak Uti,
lo masih tergolong cantik berarti kalau gue samain kayak si Nunung. Cuma bedanya….
Ah itulah, semua yang kenal Mbak Uti pasti tahu apa yang membedakan. Wakwkawakwakak.
Itu loh, itu.. kepunyaan nya Mbak Uti yang tiada tanding dan bandingnya. Untuk hal
ini lo menang Mbak Uti. Ahahahaha. Selamat e Ina :D
Satu lagi, yang jadi Neni. Entah ini perasaan gue aja atau
mungkin yang lain juga punya pemikiran yang sama kayak gue. Kok yang jadi Neni
ini mirip sama Rianti Cartwright (eh bener kan penulisannya?) yua? Iya gak sih?
Gue sama Mita sampai mengira, ini kayaknya neneknya dia deh. Hahaha, abis mirip
banget.
Udah gitu aja. Review Tiga Dara gue. Gak spoiler kan ya? Tonton
deh mendingan sebelum filmnya turun layar dan diganti sama versi remake nya,
Ini Kisah Tiga Dara. Katanya sih ceritanya 11:12 sama film pendahulunya. Nah,
setelah gue lihat trailernya kemarin….. ternyata syuting film yang baru itu di
Maumere yua? Huaaah, jadi pengen nonton. Mereka ada shoot di Koka (udah pernah
gue tulis di blog nih pantainya, sila klik), Tanjung dan Pantai Pangabatang. Oh
deymn, dua tempat paling belakang itu gak sempet gue datengin, abisan sopirnya
ogah. Huhuhu. Kemarin lihat itu dan ternyata dua tempat itu bagus banget ih. Huhuhu,
nyesel gak ke sana.
++++++++
Nah, berhubung kemarin nontonnya di TIM dan jadilah setelah
nonton kita mampir dulu main ke Planetarium. Bukan ke tempat apa tuh namanya
yang lihat bintang-bintang, tapi kita cuma mampir ke pameran-pameran bintangnya
aja numpang foto-foto.
Kelar dari sana, kita lanjut makan ke Warunk UPNORMAL. Silakan
mampir kalau mau baca review ala-ala gue. Hahahahha.
Selamat menonton!
Dian Chrisniar
Comments
Post a Comment