Februari 2020

Februari.

banyak yang merasa bahagia menyambut bulan ini dikarenakan tanggal 29 yang muncul lagi setelah 4 tahun berlalu. ada juga yang merasa sesak menghadapi angka atau pun bulan tersebut.

Februari, bulan ini beneran nano-nano banget ya... aku sampai bingung harus mendeskripsikannya kayak apa.



awal Februari ini waw ada aja hal yang bikin aku terdiam. sampai bertanya sama Tuhan, "kenapa semuanya harus dikasih ke aku dan kenapa juga harus di bulan ini sih? kenapa semuanya datang secara bersamaan?"

berita pertama datang dari sekolah. desas-desus bahwa aku akan menjadi wali kelas terngiang. desas-desus yang dari bulan Januari sudah terdengar, akhirnya diketokpalukan pada awal Februari ini. sekarang, aku resmi menjadi seorang wali kelas untuk pertama kalinya.

ya, aku diminta untuk menjadi walas untuk kelas yang super sekali butuh perhatiannya. semua guru yang mengajar di kelas itu selalu bilang bahwa kelas tersebut kelas super dan ajaib. karena apa? karena semua jagoan berkumpul di sana. dan ketika aku sah menjabat menjadi walas, semua orang seakan me-'ngasihi'-ku. belum juga 24 jam resmi menjadi walas, ada aja laporan dari para guru mengenai kelakuan dan tingkah laku anak murid di kelas tersebut.

aku? aku cuma bisa tersenyum sambil mikir, "kenapa sih kenapa harus aku? kenapa di awal karir perwalasan  malah dikasih kelas yang kayak gini? kenapa gak dimulai dari kelas yang mudah dulu? kenapa harus dikasih kelas yang super seperti ini?"

belum kelar masalah perwalasan, tetiba.... datanglah hal lain lagi.

malam itu, di awal bulan ini. disaat aku lagi bersiap untuk tidur, tiba-tiba handphoneku berdering. dan saat aku lihat siapa yang nelpon, waw entah kenapa perasaanku campur aduk sekali. untuk pertama kalinya, aku takut dengan nama itu. entah kenapa ada hal yang sangat kutakutkan saat nama itu muncul.

suara yang benar-benar aku rindukan yang sudah hilang sekian bulan ini tapi entah kenapa pada saat itu aku merasa seperti "ini waktunya. ini seperti suara terakhir dia yang akan aku dengar". serius. ini bukan lebay tapi nyatanya demikian. entah kenapa feeling 'kehilangan' ini sangat kuat. sampai pada akhirnya dia bilang :

"aku minta maaf, Di. maaf karena sudah masuk terlalu dalam ke kehidupanmu".

dan yang bisa aku lakuin cuma nangis. baru dengar kalimat itu aja aku udah nangis. dilanjutkan dengan,

"lupain aku, Di. bukan aku yang terbaik buat kamu".

dan kalimat penutup :

"mohon doanya ya, Di agar pernikahanku lancar"

yaudah tahu kan, kayak apa hancurnya? benar kan, ini waktunya? sial. bahkan sampai detik ini pun aku..... ah tahulah. sampai aku mikir, mau cepat atau lambat, kayaknya aku juga gak bakalan pernah siap kalau kabar ini datang.

mencoba untuk baik-baik aja walau sebenarnya tidak baik-baik saja.
kupikir kesedihan ini akan berlalu dalam sehari atau pun dua hari.
nyatanya? hah. tidak demikian.
sekian hari berlalu dan ternyata rasa perihnya masih ada.
mencoba untuk tersenyum maupun tertawa dan terlihat baik-baik saja setelah keluar dari kamar, walaupun setiap masuk kamar selalu saja menangis.

lebay ya? entahlah.
mungkin ini yang dinamakan patah hati?
semacam masih belum rela dan ikhlas tapi balik lagi, emang dia siapa sampai aku bisa gak rela dan gak ikhlas?
ya gitulah. nano-nano.

bingung juga mau cerita kemana. semua orang yang kenal bahkan tahu cerita ini pun kayaknya udah bosan deh dengerin kegalauanku sekian tahun tentang dia. dan aku pun sadar akan hal itu. alhasil yaudah, semua cerita tentang dia ya disimpan aja dalam hati. sampai pada puncaknya kemarin, yang aku lakuin cuma bisa nangis dan... ya ngetik ini aja. mau cerita ke orang terdekat juga gak bisa. karena mereka pun udah gak mau dengar cerita ini. sekali pun mau ya sudah bisa kutebak sih komentarnya apa. komentar-komentar yang sudah sering dilontarkan dari awal ceritaku ini dimulai.

"sabar"
"you deserve someone better than him"
"kan, udah gue bilang apa? mau sampai kapan pun lu gak akan pernah bisa sama dia? ngapain juga lo harus capek-capek ngarepin dia?"
"ngapain sih masih ngeladenin laki brengsek kayak gitu? datang pergi sesuka hati. dia tuh cuma nganggep lo sebagai pelarian doang disaat bosan. lihat kan ujungnya apa? lo gak pernah dianggap, Dian!"
"waktu lo sekian tahun kebuang sia-sia kan?"
"yaudah. move on!"

yayayaya, kalian semua benar.
aku yang salah.
aku yang bodoh.
aku yang terlalu naif dan terlalu yakin akan semua khayalan dan harapan yang nyatanya.... gak pernah ada.
aku yang terlalu..... bucin.

disaat semua orang mengatakan hal yang buruk hanya untuk membuatku lupa dan benci tentang dia, tapi aku masih aja yakin kalau dia itu orang baik. bahkan sampai ngetik ini pun, aku bingung harus benci akan apa dari dia. hah.

dulu sempat mikir, "ntar kalau udah balik ke tempat masing-masing juga bakalan lupa". nyatanya? enggak. 2 tahun dihabiskan hanya untuk berharap, berharap, berharap. dan kayaknya Tuhan menjawab semua doaku ya. ternyata memang bukan dia. dan ya... memang sudah waktunya untuk melupakan dia.

terima kasih untuk semuanya ya.
terima kasih karena pernah ada dan selalu ada disaat aku lagi butuh seseorang, maaf kalau bikin repot.
terima kasih karena selalu mau ngedengerin cerita aku sampai habis disaat aku bingung harus cerita ke siapa.
terima kasih karena udah mau bertukar pikiran dan ngebantu mencarikan solusi akan segala masalah yang pernah aku hadapi.

Tuhan berkati semua rangkaian acara di bulan ini. lancar pokoknya.
Tuhan berkati keluarga kecilmu nanti.
jadilah kepala keluarga yang baik.
dan... bahagia selalu ya dengan kehidupan barumu, Bang.

mungkin aku terlalu shok malam itu sampai semua kalimat tadi gak bisa terucap. ya balik lagi. cepat atau lambat ini semua pasti terjadi dan mau cepat atau pun lambat, aku pun pasti masih belum siap mendengar kabar ini. tapi... terima kasih sudah mengabariku langsung tentang kabar bahagiamu. doain aku semoga aku bisa menemukan pengganti kamu, sesuai dengan pesanmu itu.

dan yaaa..... selamat tinggal hati hijauku :")

terus aku jadi mikir. mungkin ini alasannya Tuhan ngasih aku jadi walas kelas super biar semua pikiran dan tenagaku tercurah ke mereka semua. biar aku gak mikir yang aneh-aneh. biar aku bisa fokus sama mereka. biar aku bisa ngelupain hal yang memang harusnya dilupakan dari sejak dahulu kala.


so yaa.... mari berjuang sama-sama ya, Nak. Ibu yakin kok kalian semua anak baik dan jangan kecewain saya akan hal itu. saya gak nuntut yang macem-macem kok, minimal gak ada lagi laporan tidak menyenangkan dari para guru yang sampai di kuping saya sampai nanti semester 2 selesai. dikasih begitu aja saya udah senang banget loh. saya ada kok kalau kalian mau cerita apa aja, secara umur kita gak beda jauh dan saya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memahami kalian dari sudut pandang kalian. tapi kalau kalian gak nyaman sama saya ya gapapa, silakan cari guru yang lain yang penting semua baik-baik aja. waktu kita untuk sama-sama gak lama kok, paling lama juga tinggal 4 bulan lagi. maka dari itu, ayoklah selama 4 bulan itu kita tunjukin ke guru-guru yang lain bahwa kalian semua bisa berubah. ayo kita buat semua guru tercengang sama perubahan kelas ini. Ibu percaya kok sama kalian semua :')

With love.

DC

Comments

Popular posts from this blog

PM1

drama (lagi)

Haloha, Karawang!